Hari ini terasa lebih sejuk dari biasanya. Meski kesejukan kotaku itu, bagaimanapun tetap membuat orang berkeringat. Herannya, hari ini aku tidak berkeringat. Ujung hidungku yang seringkali dihiasi butiran keringat, kali ini tampaknya baik-baik saja. Oke, tidak ada yang luntur, tidak ada yang salah. Aku melangkah memasuki gereja tua yang masih kokoh itu. Tanganku menggenggam erat.
Angin semilir membelai wajahku. Jadi sedikit mengantuk. Tapi, ups! Tiba-tiba kedua mataku jadi segar kembali. Rupanya percikan air berkat dari sang pastur sedikit membasahi mataku. Seulas senyum tersungging di bibir, ia menatapku, dan kami pun berjalan. Altar ada di depan, tak terasa jauh dan panjang seperti biasanya. Entah kenapa hari ini ada sesuatu yang berbeda. Biasanya aku selalu canggung, tiap kali melangkah di jalur yang kulalui ini.
Semua berlangsung begitu cepat. Pembukaan. Pesan-pesan. Janji nikah. Sungkem. Saksi-saksi. Kecupan di pipi. Ya, hari ini sungguh berbeda dengan biasanya.
Lamat-lamat kudengar lantunan lagu oleh sekelompok kecil anggota paduan suara di salah satu sudut gereja. Wedding song. ...
Hei. Hei. Hei, Sar! Bangun! Gimana sih. Mobil pengantin sudah jalan beberapa menit lalu. Jangan bengong. Nanti tertinggal. Gila apa. Ntar ada momen kelewatan, nggak dibayar nanti. Wah, wah, ni anak.
Sedikit tergagap. Siapa yang bicara barusan? Tanganku masih menggenggam erat... kameraku. Aku berdiri, membersihkan belakang jinsku, lalu membawa peralatan memotretku, bergegas menyusul sang pengantin. Ada yang menikah hari ini, tugas belum selesai...
Thx to the bride & the groom :p
Angin semilir membelai wajahku. Jadi sedikit mengantuk. Tapi, ups! Tiba-tiba kedua mataku jadi segar kembali. Rupanya percikan air berkat dari sang pastur sedikit membasahi mataku. Seulas senyum tersungging di bibir, ia menatapku, dan kami pun berjalan. Altar ada di depan, tak terasa jauh dan panjang seperti biasanya. Entah kenapa hari ini ada sesuatu yang berbeda. Biasanya aku selalu canggung, tiap kali melangkah di jalur yang kulalui ini.
Semua berlangsung begitu cepat. Pembukaan. Pesan-pesan. Janji nikah. Sungkem. Saksi-saksi. Kecupan di pipi. Ya, hari ini sungguh berbeda dengan biasanya.
Lamat-lamat kudengar lantunan lagu oleh sekelompok kecil anggota paduan suara di salah satu sudut gereja. Wedding song. ...
Hei. Hei. Hei, Sar! Bangun! Gimana sih. Mobil pengantin sudah jalan beberapa menit lalu. Jangan bengong. Nanti tertinggal. Gila apa. Ntar ada momen kelewatan, nggak dibayar nanti. Wah, wah, ni anak.
Sedikit tergagap. Siapa yang bicara barusan? Tanganku masih menggenggam erat... kameraku. Aku berdiri, membersihkan belakang jinsku, lalu membawa peralatan memotretku, bergegas menyusul sang pengantin. Ada yang menikah hari ini, tugas belum selesai...
Thx to the bride & the groom :p
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
This comment has been removed by a blog administrator.